Beberapa hari yang lalu saya lihat acara kesehatan yang menyatakan bahwa telur mentah itu ternyata tidak baik untuk kesehatan. Hal ini tentu saja mengangetkan saya, karena dari dulu mitos yang berkembang adalah bahwa telur mentah itu bagus dan banyak vitaminnya. Bahkan walaupun rasanya tidak enak, orang-orang rela memakannya demi kesehatan. Tapi nyatanya, di acara tersebut di bilang bahwa telur mentah tidak baik karena memiliki Zat Avidin sehingga vitamin yang ada di telur tidak bisa di serap oleh tubuh.
Karena waktu lihat acaranya saya kurang fokus karena saat itu jam kerja dan saya dalam keadaan bekerja, jadi lihat acaranya hanya sekedarnya saja. Setelah itu karena saya masih penasaran saya coba cari-cari info ini di internet. Dan ternyata, memang benar Telur Mentah itu tidak baik bagi kesehatan.
Kenapa Telur mentah kurang baik bagi kesehatan?
Mengandung Avidin
Salah satunya adalah karena adanya Zat Avidin. Zat Avidin dapat juga di artikan sebagai “albumin yang lapar” yang bagi embrio ayam berfungsi sebagai pembunuh bakteri perusak (toxic) dari luar, dan juga berfungsi sebagai pelindung unsur-unsur gizi lain di dalam telur. Buruknya Avidin adalah karena Avidin mampu mengikat biotin, sehingga dapat menghambat penyerapan vitamin dan mineral oleh tubuh. Selain itu Zat Avidin juga dapat menyebabkan gejala kebotakan, dan penyakit dermatitis (Exsim = kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi ). Jadi jika Ada yang makan telur terus gatal-gatal, ada kemungkinan telur yang di makan itu belum matang atau hanya setengah matang saja.
Zat Avidin dalam telur dapat dihilangkan dengan cara memanaskan telur pada suhu 18 derajat Celsius selama 5 menit, kecuali untuk telur yang telah mengalami fermentasi, seperti telur “1.000 tahun” dari Cina, yang memerlukan waktu pemanasan 18 kali lebih lama.
Mengandung Bakteri ( Terutama Bakteri Salmonela )
Salmonela adalah suatu bakteri yang dapat menimbulkan keracunan (Salmonella food poisoning), dapat menyebabkan tifus dan disentri, dengan gejala-gejala seperti mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kedinginan, demam, dan diare. Bakteri ini dapat menyusup ke dalam telur sewaktu telur masih dalam “kandungan”, namun yang paling sering setelah dikeluarkan, terutama apabila kebersihan kandang dan lingkungan kurang diperhatikan. Telur mentah atau telur setengah matang, yang biasanya terkandung dalam home-made mayonnaise, fla, beberapa dessert seperti chocolate mousse, tiramisu atau ice cream. Kandungan telor mentah pada makanan-makanan tersebut bisa menyebabkan ibu keracunan salmonella hingga sakit parah.
Untuk menghindari terjadinya keracunan salmonela, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengharuskan melakukan pemanasan (pasteurisasi) minimal selama 3,5 menit pada suhu 56,7 derajat Celsius atau 6,2 menit pada suhu 55,5 derajat Celsius untuk putih telur, dan 6,2 menit pada suhu 60 derajat Celsius untuk telur utuh.
Mengandung Ovomucoid
Ovomucoid merupakan protein pada telur yang memiliki aktivitas antitripsin. Zat Ovomucoid dapat menyebabkan manifestasi kulit (urtikaria, gatal, merah, bengkak, papula, vesikula) dan manifestasi saluran pernapasan (batuk, wheezing). Agar Ovomucoid tidak sampai merugikan Anda sebaiknya, tidak memberi bayi dan anak, terutama yang memiliki “bakat” alergi (intrinsic allergic potency) putih telur, apalagi dalam keadaan mentah. Langkah berikutnya adalah untuk membiasakan memakan telur yang telah matang. Dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit, sekitar 90% aktivitas ovomucoid dapat dihancurkan. Sedangkan pada pemanasan dengan suhu 90 derajat Celsius selama 15 menit, seluruh kekuatannya bakal hilang.
Mengandung Melamin
Masih ingatkan dengan berita beberapa minggu lalu tentang bahaya-nya piring yang terbuat dari melamin. Melamin merupakan bahan yang biasa digunakan di antaranya untuk memproduksi plastik, pupuk, dan cat. Diduga, bahan tersebut masuk telur lewat pakan yang diberikan kepada ayam. Beberapa pakar kesehatan mengatakan, dengan kadar yang sangat kecil, melamin sebetulnya tidak menimbulkan potensi bahaya. Namun, dengan kadar sebanyak itu, unsur ini disebut-sebut mampu menimbulkan batu ginjal hingga gagal ginjal.
Pasalnya, hingga saat ini belum ditemukan cara untuk menetralisasi melamin dalam telur, maka langkah yang paling tepat guna menghindarinya adalah dengan tidak mengonsumsi telur yang mengandung melamin, baik yang sudah matang, setengah matang, apalagi mentah.
Sumber :http://johanfirdaus.zo-ka01.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar