Nikmat dan menyegarkan, begitulah sensasi yang kita rasakan saat kita meneguk minuman berkarbonasi yang lazim disebut softdrink. Bahkan banyak orang yang ketagihan minuman ini sehingga mereka meminumnya setiap saat. Tapi tahukah Anda bahwa dalam jangka panjang, terlalu banyak mengkonsumsi minuman seperti ini bisa menyebabkan penyakit?
Salah satu dampak yang sering muncul adalah timbulnya obesitas alias kelebihan berat badan. Bahkan berat badan pecandu minuman softdrink bisa lebih dari 75% dari berat badan normal. Hal ini disebabkan karena minuman bersoda umumnya memiliki caloriy yang tinggi, di mana kalori yang tinggi tersebut berasal dari gula yang terkandung dalam setiap kemasan softdrink tersebut. Dalam minuman softdrink berukuran 300 ml misalnya, paling tidak mengandung kalori yang setara dengan 7-9 sendok makan gula. Padahal kebutuhan calorie normal hanyalah 2-3 sendok makan gula perhari. Konsumsi gula yang berlebihan inilah yang dapat memicu terjadinya penyakit seperti diabetes karena meningkatkan kadar gula darah penikmat softdrink tersebut.
Selain gula, kandungan dalam softdrink yang juga bisa membuat sakit adalah tingkat keasaman atau pH minuman berkarbonasi ini yang berkisar antara 2,5 hingga 3,5. Sementara pH dalam tubuh manusia adalah 6,9 hingga 7,4. Akibatnya setelah minuman tersebut masuk ke dalam tubuh, tubuh kita akan berusaha menetralisir dengan cara mengambil kalsium yang ada di dalam tubuh. Padahal kalsium sangat dibutuhkan tulang agar semaki kuat. Asupan kalsium yang rendah dapat memicu timbulnya osteoporosis.
Selain keropos tulang atau osteoporosis, berkurangnya jumlah kalsium juga membuat gigi rusak. Di mana hal ini banyak terjadi pada anak-anak yang tingkat kerusakan giginya lebih banyak disebabkan oleh softdrink dibandingkan karena mengkonsumsi permen atau coklat.
Khusus buat penggemar sofdrink bersoda yang memiliki kandungan asam fosfor, ada tambahan satu ancaman penyakit lagi yaitu penyakit batu ginjal. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha menetralisir asam dengan menarik kandungan kalsium dari tulang dan gigi, padahal tubuh sulit mencerna kalsium. Akibatnya kalsium menumpuk di ginjal. Lama kelamaan kalsium akan mengkristal dan membuat fungsi ginjal berkurang yang bisa memicu terjadinya gagal ginjal.
Bagaimana halnya dengan sofdrink dengan nama soda diet? Agar minuman sofdrink terasa lebih enak biasanya produsen menambahkan gula atau pemanis. Standar yang digunakan adalah pemanis dari gula tebu ( sukrosa ), sedangkan pada minuman softdrink soda diet menggunakan pemanis sintetis berupa Aspartam atau sukralosa. Orang menyebutnya gula diet.
Meskipun mengandung gula diet, minuman ini tetap tidak baik bila dikonsumsi terus menerus, sebab soda diet bisa merangsang nafsu makan. Rasa manis dalam soda diet akan memacu keinginan untuk terus makan makanan yang manis lebih banyak dan ujung-ujungnya kalori yang diasup akan meningkat.
Selain itu dalamnya masih ada zat-zat lain yang berbahaya bagi tubuh. Ambil contoh misalnya kafein yang banyak terkandung dalam sofdrink berjenis kola atau coffee cream dengan tujuan agar membuat orang yang menkonsumsinya tidak mengantuk. Padahal jika terlalu banyak mengkonsumsinya tidak baik bagi kesehatan tubuh dan bisa memacu timbulnya serangan jantung koroner. Di luar itu, sekaleng softdrink hampir pasti mengandung pengawet yang membuat minuman tersebut bisa disimpan dalam waktu lama.
Umumnya bahan pengawet yang digunakan adalah Sodium Benzoat, di mana biasanya dibutuhkan paling tidak 2000mg/kg. Belum lagi penggunaan zat pewarna dan perasa dalam softdrink yang kini kebanyakan mengandung pewarna dan perasa sintetis. Jadi, masih mau rajin mengkonsumsi sofdrink?
Sumber: http://kampungtki.com/