Senin, 28 Februari 2011

Coca Cola Bantah Pakai Karamel yang Picu Kanker

SETELAH disebut-sebut memiliki kandungan alkohol di dalam resep rahasianya, minuman ringan Coca Cola juga mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Benarkah?

Selama ini Coca Cola cukup digemari oleh banyak kalangan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Selain memberikan sensasi yang enak saat meminumnya, Coca Cola juga memiliki resep rahasia yang bisa membuat para pencinta minuman ringan ketagihan. Namun, kandungan rahasia dalam minuman yang satu ini bisa berbahaya bagi kesehatan, bahkan jiwa. Begitu berdasarkan hasil penelitian terbaru.

Pewarna di karamel yang digunakan dalam produksi Coca-Cola dapat memicu kanker. Hal ini dinyatakan para pejuang gaya hidup sehat di Amerika Serikat yang dikonfirmasi surat kabar Inggris Daily Mail, seperti dikutip Genius Beauty.

Menurut para aktivis, pernyataan dari pabrik yang menyebutkan "Cola" memiliki warna karamel adalah dusta. Ini adalah paduan cokelat gelap karsinogen yang benar-benar buatan.

Hanya dalam iklan Coca-Cola yang sepenuhnya mengandung bahan alami terdiri dari kafein, vanili, kayu manis, dan ketumbar. Bahkan, menurut aktivis untuk makanan sehat, jika ada sesuatu yang alami di sana, ini benar-benar dimanjakan oleh pewarna "caramel". Produsen lebih suka menyebutnya demikian. Namun, tidak ada kandungan lain selain karamel sesungguhnya. Padahal, itu bukan hal yang manis yang Anda bisa peroleh di rumah sambil melelehkan gula. Tapi karamel untuk "Cola" diproduksi sebagai hasil dari reaksi kimia yang kompleks antara gula, amoniak, dan sulfida di bawah tekanan dan suhu tinggi. Sebagai hasil reaksi ini, pewarna mengandung bahan baru yang berbahaya bagi manusia.

Menurut kelompok aktivis untuk makanan sehat yang berbasis di Washington, para ilmuwan di laboratorium AS telah menemukan bahwa zat ini menyebabkan paru-paru dan kanker hati, kanker tiroid, dan leukemia. Dalam hal ini, sejumlah signifikan dari campuran bahan berbahaya tersebut telah ditemukan di lima produk yang berbeda dari merek Coca Cola.

Wakil perusahaan tidak menanggapi tuduhan tersebut, mereka memilih untuk diam dan enggan untuk mengklarifikasi mengapa mereka menolak menggunakan pewarna lain dalam "Cola" yang tidak membutuhkan penambahan amonia saat direbus.

Para ahli menjelaskan, bahwa sebagian besar produsen Amerika menggunakan empat jenis karamel buatan. Saat memasak dari dua jenis karamel, amonia digunakan. Ahli onkologi terkemuka Amerika bersikeras melarang karamel seperti bir Cola, dan bahan kecap.

Menyikapi kabar tersebut, pihak Coca Cola membantah tegas.

“Minuman tersebut tidak mengandung pewarna karamel yang umum digunakan untuk produk-produk makanan dan minuman, termasuk minuman rasa kola yang mengandung zat karsinogenik dan bisa menyebabkan kanker,” kata Corporate Affairs Director PT Coca-Cola Indonesia Ratrie Wuryandari yang dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Jumat (25/2/2011).

Sementara itu, Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) juga memberikan tanggapan terkait masalah ini berawal dari rilis yang dikeluarkan oleh Centre for Science in the Public Interest (CSPI) yang menghimbau US Food and Drug Administration (FDA) untuk melarang penggunaan beberapa jenis pewarna caramel tertentu. Menurut CSPI, pewarna caramel ini harus dilarang penggunaannya karena diduga mengandung 4-MEI, zat yang terbentuk saat proses pemasakan makanan atau minuman hingga mengalami tahap reaksi pencokelatan (browning reaction), seperti umumnya dialami oleh proses pembakaran, pemanggangan, dan penggorengan.

“Klaim CSPI ini tidak benar. 4-MEI bukan merupakan ancaman bagi kesehatan manusia. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa 4-MEI mengakibarkan kanker manusia. Tidak ada satupun otoritas pengawasan obat dan makanan di dunia yang menyatakan 4-MEI sebagai zat karsinogenik bagi manusia. Zat 4-MEI sangat umum ditemukan dalam berbagai produk makanan dan minuman, dan biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit,” jelas Farchad Poeradisastra selaku Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan dalam siaran pers yang diterima redaksi okezone.

Farchad memastikan industri minuman ringan di Indonesia mempunyai komitmen yang kuat untuk menyajikan rangkaian produk minuman berkualitas dan sangat memerhatikan standar kualitas keamanan produk untuk memastikan bahwa konsumen Indonesia selalu mendapatkan produk-produk minuman yang terbaik.(nsa)


Sumber :http://lifestyle.okezone.com/

Jumat, 25 Februari 2011

Kenapa Tidak Boleh Minum Obat Dengan Susu?


Kenapa Tidak Boleh Minum Obat Dengan Susu?
Jangan minum obat dengan susu' kata-kata itu seringkali didengar atau diucapkan oleh masyarakat ketika ingin mengonsumsi obat oral. Kenapa susu tidak boleh dicampur dengan obat? Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif bagi seseorang jika dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat oral harus diserap dari saluran pencernaan hingga bisa masuk ke dalam aliran darah lalu dikirim ke daerah yang sakit atau mengalami infeksi untuk pengobatan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam tubuh seperti kalsium.

Seperti dikutip dari Everydayhealth.com, Sabtu (1/1/2011) beberapa obat seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.

Selain itu ada obat yang baik dikonsumsi setelah makan ataupun sesudah makan, hal ini disebabkan makanan yang dikonsumsi tersebut bisa mempengaruhi penyerapan obat. Karenanya menjadi hal yang sangat penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada botol atau bungkus obat, serta masyarakat sebaiknya selalu menanyakan kriteria obat yang dikonsumsinya pada apoteker.


Lalu bagaimana dengan minuman lainnya seperti kopi, teh, atau jus gan?

Minuman lainnya seperti kopi, teh, atau jus umumnya mengandung berbagai senyawa seperti kafein yang kemungkinan bisa bereaksi dengan obat yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi penyerapannya.Untuk itu masyarakat selalu disarankan mengonsumsi obat dengan menggunakan air putih yang diketahui tidak memiliki kandungan apapun, sehingga tidak mempengaruhi penyerapan obat. Selain itu air putih bisa membantu melarutkan obat yang dikonsumsi di dalam lambung sehingga proses penyerapannya menjadi lebih baik dan lebih mudah.

Sumber: http://blogmedia-info.blogspot.com

Rabu, 09 Februari 2011

Makanan-Makanan Khas Jepang yang Menyembuhkan

Sayuran Laut merupakan sumber serat makanan yang sangat baik. Serat makanan tidak larut yang tidak dapat dicerna menyerap air di dalam usus sehingga menambahkan massa pada dinding usus dan mempercepat gerakan peristaltis. Dengan cara ini, serat makanan mencegah akumulasi racun dalam usus besar.

Nori adalah bahasa Jepang untuk berbagai spesies rumput laut dari keluarga alga merah Phorphyra yang dapat dimakan termasuk yang paling terkenal P. yezoensis dan P. tenera. Istilah nori juga biasa digunakan untuk menyebut produk-produk makanan yang dibuat dari “sayuran laut” ini.

Kanten adalah tanaman laut yang kaya vitamin, mineral, dan mineral mikro, termasuk yodium, kalsium, dan zat besi.

Hijiki (Hizikia fusiformes) adalah sayuran laut yang tumbuh liar di sekitar pinggir pantai jepang. Hijiki dikenal kaya mengandung serat makanan dan mineral esensial. Wanita-wanita di Jepang percaya bahwa Hijiki menyebabkan rambut mereka tebal dan sehat.

Aonori kaya akan zat bes, kalium, dan vitamin C. Aonori membantu produksi kolagen dan elastin pada kulit dan dikenal memiliki khasiat antipenuaan.

Wakame adalah sayuran laut yang terdapat di perairan Jepang. Suatu senyawa dalam wakame membantu pembakaran lemak.

Kima adalah jamur yang dapat dimakan dari Suriah dan dikenal meningkatkan kekebalan tubuh.

Maitake adalah bahasa Jepang untuk jamur yang dapat dimakan. Secara tradisional, maitake telah digunakan baik sebagai makanan maupun untuk obat-obatan. Ekstrak jamur maitake meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan diduga memiliki efek anti-tumor.

Kikurage adalah jamur yang jika diiris-iris dan dimasak dengan apapun (sangat enak digunakan dalam tumis dan sup) memberikan tekstur yang renyah dan rasa yang tidak tajam sehingga cocok dengan segalanya. Kikurage juga dikenal dengan khasiatnya yang menyehatkan.

Chaga adalah jamur obat yang mengandung anti-oksidan alami dan salah satu tanaman obat tertua di alam. Chaga dipercaya dapat melawan virus, menstimulasi sistem saraf pusat, menekan pertumbuhan sel-sel kanker dan tumor, mengurangi jumlah sel darah putih, mengurangi tekanan darah arteri dan vena, mengurangi kadar gula, memperbaiki warna dan elastisitas kulit, mengembalikan penampilan awet muda, dan menghilangkan racun dari hati, ginjal, dan limpa.

Jamur Shiitake mengandung asam amino tertentu yang membantu mempercepat pengolahan kolestrol dalam hati. Shiitake juga dapat melawan kanker secara mengagumkan. Senyawa polisakarida dari shiitake tampaknya dapat menstimulasi sel-sel sistem kekebalan untuk membersihkan tubuh dari sel tumor dan mungkin melawan HIV dan hepatitis B. jamur shiitake juga terbukti dapat menghentikan kerusakan sel dari herpes simplex I dan II.


Sumber:

Shinya, Hiromi.2009.The Miracle of Enzyme:Self Healing Program.Penerbit Qanita:Bandung

Keseimbangan Kalsium Penting untuk Cegah Osteoporosis

Kejadian osteoporosis perlu diwaspadai karena dilihat dari penyebabnya yang multifaktor, sebagian masyarakat kita telah menjadi kelompok beresiko terhadap penyakit ini. Namun, problem sekunder yang sering terjadi adalah akibat penyusutan tulang yang tidak teramati efeknya, berupa timbulnya gejala rasa nyeri, kelainan bentuk tulang, tinggi badan tidak tumbuh maksimal, dan retak tulang.

Osteoporosis secara harfiah dapat diartikan tulang porous (berongga), yaitu keadaan di mana masa tulang berkurang dan menjadi rapuh. Pada kondisi tersebut, komposisi tulang barangkali tidak berubah, tetapi berat tulang per unit volume menjadi berkurang. Pada stadium lanjut, penderita osteoporosis akan mudah mengalami patah tulang jika terbentur atau jatuh terutama pada bagian tangan, pinggang, dan tulang belakang.

Berdasarkan hasil analisa data Risiko Osteoporosis pada tahun 2005 yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi dan Makanan Depkes yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan nutrisi di 16 wilayah Indonesia. Prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) di Indonesia sebesar 41,7 persen. Data ini berarti bahwa dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi dunia, yakni satu dari tiga orang berisiko osteoporosis (Republika Online, 5 Desember 2006).



Tulang pada tubuh

Kalsium (Ca), fosfor (P), dan magnesium (Mg) merupakan komponen utama pembentuk tulang. Sebagai mineral terbanyak, berat Ca yang terdapat pada kerangka tulang orang dewasa kurang lebih satu kilogram. Penyimpangan mineral dalam tulang akan mencapai puncaknya (peak bone mass atau PBM) sekitar umur 20-30 tahun. Pada periode PBM ini jika masa tulang tercapai dengan kondisi maksimal akan dapat menghindari terjadinya osteoporosis pada usia berikutnya. Pencapaian PBM menjadi rendah jika individu kurang berolahraga, konsumsi Ca rendah, merokok, dan minum alkohol.

Bagi orang Indonesia, konsumsi Ca berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004, untuk usia 10-18 tahun (laki-laki dan wanita) adalah 1000 miligram perhari. Sedangkan untuk usia > 19 tahun (laki-laki dan wanita) adalah 800 miligram perhari. Konsumsi akan meningkat menjadi 950 miligram perhari untuk wanita yang sedang hamil dan menyusui.


Multifaktor

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa osteoporosis tidak disebabkan oleh faktor tunggal, meskipun selama ini hanya kekurangan Ca paling sering dianggap sebagai penyebab utama timbulnya osteoporesis. Tidaklah mengherankan bila dalam iklan disebutkan bahwa suplemen Ca dibesar-besarkan sebagai pencegah osteoporosis.

Jenis kelamin

Wanita lebih beresiko tinggi terkena osteoporosis karena memiliki ukuran tulang yang lebih kecil dibandingkan pria, sehingga densitasnya juga lebih rendah. Tulang akan menyusut terutama pada saat menupouse akibat proteksi hormon estrogen menurun drastis. Selain itu, pada saat hamil dan menyusui seorang ibu jika kurang mengkonsumsi makanan yang kaya akan Ca, maka sebagian Ca tulang ibu akan terserap untuk kebutuhan bayinya.

Riwayat keluarga

Seseorang termasuk berisiko tinggi bila orang-tuanya juga menderita osteoporosis. Faktor genetik ini terutama berpengaruh pada ukuran dan densitas tulang. Disamping itu keluarga juga berpengaruh dalam hal kebiasaan makan dan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik

Kurang kegiatan fisik menyebabkan ekresi Ca yang tinggi dan pembentukan tulang (periode PBM) tidak maksimum. Namum aktivitas fisik yang terlalu berat pada usia menjelang menopouse justru dapat menyebabkan penyusutan tulang.

Rokok dan alkohol

Mekanismenya masih belum jelas, tetapi dengan merokok orang lebih cendrung lebih kurus dan lebih cepat mengalami menopouse. Hal inilah yang dianggap pemicu terjadinya osteoporosis pada wanita. Alkohol dapat mengurangi penyerapan Ca akibat terjadinya gangguan pada usus halus.



Mengatur konsumsi pangan

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa perilaku konsumsi pangan erat kaitannya dengan resiko seseorang terkena penyakit tertentu, hal ini juga berlaku untuk osteoporosis. Pengaruhnya bisa berdampak langsung maupun tidak langsung, untuk itu perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan pola konsumsi seseorang.

1. Konsumsi protein yang tinggi membuat resiko pengeluaran kalsium pada urin meningkat (hypercalciuric) sehingga keseimbangan Ca dalam tubuh menjadi negatif. Protein yang tinggi kandungan fosfornya, seperti daginig dapat menimbulkan keseimbangan negatif Ca.

2. Konsumsi serat makanan (serealia, sayuran, dan buah) akan menyebabkan peningkatan ekskresi (pengeluaran) Ca. Pada waktu konsumsi serat tinggi, keseimbangan metabolisme Ca dapat dicapai jika konsumsi Ca juga tinggi.

3. Kandungan sodium. Meningkatnya konsumsi garam menyebabkan bertambahnya ekskresi Ca pada urin. Pada usia muda tubuh mampu beradaptasi sehingga keseimbangan Ca tidak berubah, tetapi hal tersebut tidak terbukti pada wanita usia lanjut.

4. Vitamin D. Meskipun osteoporosis tidak disebabkan oleh kekurangan vitamin D, tetapi dilaporkan bahwa suplemen Ca dengan vitamin D dapat mencegah terjadinya keropos tulang.

5. Vitamin K. Pada wanita penderita osteoporosis dijumpai serum vitamin K yang lebih rendah.

6. Konsumsi kafein. Ekskresi Ca meningkat pada peminum kopi dan peningkatan ini akan terlihat sangat nyata jika konsumsi kopi melebihi 15 gelas per hari (kadar kafein lebih dari satu gram).

Penanggulangan osteoporosis yang populer selama ini adalah dengan pemberian suplemen Ca. Namun bagi individu yang beresiko terhadap batu ginjal, dianjurkan untuk tidak menggunakannya. Kelebihan konsumsi Ca karena suplemen dapat menyebabkan konstipasi dan menghambat penyerapan mineral lainnya.

Ada banyak pilihan bahan pangan yang kaya akan Ca, misalnya susu dan produk olahannya, sayuran berwarna hijau, kerang, ikan, kedelai dan produk olahannya seperti tahu dan tempe. Merupakan pilihan bijak untuk mengkonsumsi bahan pangan yang banyak kandungan Ca-nya, sehingga kecukupan asupan Ca akan terpenuhi. Dengan konsumsi pangan yang cukup mengandung Ca, tetap berolahraga, tidak merokok, dan tidak minum alkohol maka kesehatan tulang dapat dijaga.


Sumber: http://http://kesehatan.kompasiana.com/