Sabtu, 14 Juli 2012

Paradigma dalam Program Cleaning and Sanition
 
Paradigma dalam Program Cleaning and Sanition Ruang lingkup cleaning mencakup hampir semua bagian dalam proses produksi produk pangan, mulai dari peralatan produksi, lingkungan produksi, kemasan dan juga personilnya. Praktek cleaning dan sanitation di industri pangan yang tepat semestinya didasarkan pada paradigma bahwa praktek tersebut merupakan bagian integral dari sistem kualitas yang ingin dicapai baik dari proses produksi pangan maupun produk pangan itu sendiri. Tidaklah tepat apabila praktek cleaning dan sanitation dipandang sebagai bagian tersendiri yang terpisah dari proses produksi atau sistem penjaminan kualitas dan keamanan produk.
District Manager Food and Beverage Division PT Ecolab Indonesia, Wiweko Santosa, mengungkapkan bahwa permasalahan yang sering ditemui dalam praktek sebenarnya terkait dengan apa yang disebutkan pada paradigma tersebut. ”Sering kali terjadi praktek cleaning dan sanitation yang tidak terintegrasi dari sistem kualitas yang ingin dicapai,” ujar Wiweko. Secara konsepsi paradigma itu dapat dipahami, namun pada tingkat aplikasi lapangan biasanya akan sulit efektif. Oleh sebab itu, upaya yang terus-menerus untuk mempromosikan food safety awareness di tingkat aplikasi harus terus dijalankan. Secara umum ada 5 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam proses cleaning dan sanitation, yakni:
1) pemilihan detergen/sanitizer dengan konsentrasi dan aplikasi yang tepat,
2) mechanical effect/action yang terlibat.
3) suhu operasi cleaning dan sanitation,
4) waktu kontak, dan
5) prosedur aplikasi di lapangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan cleaner dan sanitizer. Untuk cleaner di antaranya adalah

1) tipe kotoran, komposisi dan sejarah kotoran tersebut terbentu;
2) material dan kondisi dari tempat di mana kotoran itu melekat;
3) frekuensi cleaning;
4) hambatan (constrain) yang ada misalnya, energi, waktu ataupun suhu;
5) area yang dicleaning, kemampuan diakses, dan kompleksitas;
6) metode aplikasi;
7) alat kontrol dosis yang tersedia;
8) kualitas air dan kesadahan yang tersedia untuk proses pencucian;
9) operator safety, dan
10) hambatan pada pengolahan limbah atau efek pada lingkungan. Sedangka faktor yang perlu diperhatikan untuk pemilihan sanitizer antara lain


1) jenis dan jumlah mikroorganisme yang dominan;
2) metode aplikasi;
3) kualitas air make up;
4) pH; dan
5) waktu kontak, suhu dan konsentrasi aplikasi.

Indonesia Halal Expo 2012 Resmi Dibuka!

Indonesia Halal Expo 2012 Resmi Dibuka!
Foto: wahyu choirur

Jakarta - Sukses menggelar Indhex 2011, kini LPPOM MUI resmi membuka INDHEX 2012. Acara ini berlangsung pada 5-8 Juli 2012 di Gedung SMESCO Jakarta. Acara ini dibuka oleh Ketua LPPOM MUI Ir. Lukmanul Hakim M.Si dan juga Menkokesra Agung Laksono.

Sukses dengan Indonesia Halal Expo (INDHEX) tahun 2011, tahun ini LPPOM MUI kembali melangsungkan pameran halal terbesar di Indonesia, INDHEX 2012. Gelaran ini mengusung tema “Halal is My Life”, dan rencananya akan diadakan di Gedung SMESCO Exhibition Hall, Jakarta.

Berbagai macam produk halal akan disosialisasikan pada masyarakat secara luas. Selain itu, ada Workshop Halal Slaughtering, Workshop Sertifikasi Halal, lomba masak halal, lomba desain stiker bertema “Halal is My Life”, juga lomba nge-blog dengan tema “Ayo Mengkonsumsi Produk Halal”.

Dalam acara ini juga akan diadakan Halal Business Forum dimana para produsen, supplier, dan juga distributor produk halal bisa bertemu secara langsung. Forum ini akan menjadi ajang bertukar pikiran dalam menyusun strategi perdagangan global yang menjadikan halal sebagai selling point.

Indonesia Halal Expo (INDHEX 2012) digagas oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan dukungan berbagai Kementrian dan badan terkait. Dalam pembukaannya, hadir juga delegasi lembaga sertifikasi halal dari luar negeri, antara lain dari China, Emirat Arab, India, Qatar, Perancis dan Swiss.

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyampaikan harapannya agar masyarakat makin peduli akan produk halal yang beredar di tengah masyarakat. Ia juga berharap agar keinginan menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia bisa benar-benar terwujud.

Sebagai rangkaian dari kegiatan INDHEX 2012, LPPOM MUI juga menyelenggarakan Global Halal Forum, yaitu pertemuan para pelaku usaha dari dalam dan luar negeri untuk bertukar informasi mengenai bisnis halal. Ada juga World Halal Food Council (WHFC) Meeting, yaitu pertemuan anggota Dewan Pangan Halal Dunia yang dihadiri delegasi lembaga sertifikasi halal luar negeri.

Sebagai bentuk sosialisasi produk halal, diselenggarakan juga pameran produk halal di gedung SMESCO Jakarta pada tanggal 5-8 Juli 2012. Ada ratusan produk halal dari dalam dan luar negeri yang dipamerkan. Pameran terbuka bagi masyarakat luas yang bisa mendapatkan produk halal lokal dan juga impor yang berkualitas.

reporter: wahyu choirur